Bandara Halim |
Anak Perusahaan PT
Garuda Indonesia Airlines Tbk (GIAA)
yaitu Citilink dipastikan terbang melalui Bandara Halim Perdanakusuma mulai 10
Januari 2014. Sedangkan 2 maskapai lainnya yaitu Garuda dan Air Asia segera akan menyusul karena masih ada kendala teknis
yang harus dipersiapkan.
"Kalau nanti maskapai yang sudah siap beroperasi di Halim ini sementara hanya Citilink. Yang lain seperti Garuda dan Air Asia ada beberapa sistem yang belum siap dan mereka minta waktu termasuk SDM (Sumber Daya Manusia) nya," ungkap General Manager Angkasa Pura Bandara Halim Perdana Kusuma Iwan Khrishadianto
"Kalau nanti maskapai yang sudah siap beroperasi di Halim ini sementara hanya Citilink. Yang lain seperti Garuda dan Air Asia ada beberapa sistem yang belum siap dan mereka minta waktu termasuk SDM (Sumber Daya Manusia) nya," ungkap General Manager Angkasa Pura Bandara Halim Perdana Kusuma Iwan Khrishadianto
Iwan Khrishadianto juga menegaskan maskapai yang terbang melalui
bandara Halim maksimal hanya kena delay selama 45 menit. Hal itu terjadi
apabila ada menunggu terbang atau mendaratnya tamu VIP sekelas presiden atau
menteri.
"Maskapai yang masuk ke sini, sudah kita sampaikan maskapai harus bisa menerima kondisi contohnya saat di-delay karena adanya penerbangan pribadi. Delay itu terjadi pada saat menunggu tamu privasi jadi kalau saat datang/mendarat kita tutup sementara biasanya 45 menit, kalau kegiatan VVIP memang begitu," imbuhnya.
Ia menegaskan, beberapa maskapai yang sudah menyetujui terbang dari Halim sudah melakukan MoU kesepakatan dengan pengelola Bandara Halim Perdanakusuma. Salah satunya adalah ditutupnya kegiatan operasional umum bandara pada saat ulang tahun hari TNI.
"Kalau di sini ada Ultah TNI tanggal 5 Oktober dari jam sekian ke jam sekian itu bandara kita tutup dulu dan dialihkan ke Cengkareng. Hal itu sudah ada MoU," tuturnya.
Secara keseluruhan, per hari Bandara Halim mampu menampung 126 penerbangan baik berangkat maupun mendarat. Penerbangan komersial yang dilakukan di Bandara Halim terutama diperuntukan untuk tujuan domestik dan keberangkatan jamaah haji.
"Jadi sehari hanya untuk penerbangan komersil, kalau 24 jam itu 126 penerbangan baik berangkat dan mendarat. Kalau 16 jam itu hitungannya 72 flight. Itu nanti belum ditambah penerbangan pesawat carter dan kepresidenan tetap di sini. Tidak ada rute baru yang tujuan komersil hanya domestik flight. Penerbangan jamaah haji juga masih tetap di sini," ujarnya.
"Maskapai yang masuk ke sini, sudah kita sampaikan maskapai harus bisa menerima kondisi contohnya saat di-delay karena adanya penerbangan pribadi. Delay itu terjadi pada saat menunggu tamu privasi jadi kalau saat datang/mendarat kita tutup sementara biasanya 45 menit, kalau kegiatan VVIP memang begitu," imbuhnya.
Ia menegaskan, beberapa maskapai yang sudah menyetujui terbang dari Halim sudah melakukan MoU kesepakatan dengan pengelola Bandara Halim Perdanakusuma. Salah satunya adalah ditutupnya kegiatan operasional umum bandara pada saat ulang tahun hari TNI.
"Kalau di sini ada Ultah TNI tanggal 5 Oktober dari jam sekian ke jam sekian itu bandara kita tutup dulu dan dialihkan ke Cengkareng. Hal itu sudah ada MoU," tuturnya.
Secara keseluruhan, per hari Bandara Halim mampu menampung 126 penerbangan baik berangkat maupun mendarat. Penerbangan komersial yang dilakukan di Bandara Halim terutama diperuntukan untuk tujuan domestik dan keberangkatan jamaah haji.
"Jadi sehari hanya untuk penerbangan komersil, kalau 24 jam itu 126 penerbangan baik berangkat dan mendarat. Kalau 16 jam itu hitungannya 72 flight. Itu nanti belum ditambah penerbangan pesawat carter dan kepresidenan tetap di sini. Tidak ada rute baru yang tujuan komersil hanya domestik flight. Penerbangan jamaah haji juga masih tetap di sini," ujarnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar